Tittle : The Killer
Author : Darkrainbovv
Cast : You'll find it by yourself
Disclaimer : Mau ucapin terima kasih dulu sama mbak chepe, mbak alfi, mbak nadiyah yang udah nyumbangin ide buat FF ini terutama mbak chepeyyy. Karakter artisnya hanya milik Tuhan YME dan mungkin OC nya juga hahaha. Okay, Happy Reading!!
Duk duk duk
Suara derap langkah yang terkesan terburu-buru itu
semakin jelas terdengar ditelinganya. Dengan cepat gadis itu menutupi wajahnya
dengan selimutnya dan kembali tertidur pulas.
Brak!
Pintu kamarnya terbuka lebar, dan seorang wanita
paruh baya berdecak diambang pintu lalu mendekat kearah gadis itu dan membuka
selimutnya dengan paksa.
“Shin Ra-yah!
Ireona!!” teriaknya kesal sambil mengguncangkan
tubuh putri bungsu-nya itu
Gadis bernama Shin Ra itu mendesis dan membalikkan
badannya, lalu dia menutupi wajahnya dengan anak rambutnya yang panjang itu.
“Yah! Song
Shin Ra! Ini sudah jam berapa?! Bangun!” teriaknya lagi, kali ini Shin Ra
benar-benar kesal. Dengan kasar dia membuka selimutnya dan duduk bersila
didepan ibunya.
“Waeyo eomma?!
Ini hari Minggu! M.I.N.G.G.U! aku sudah menyelesaikan PR ku untuk besok, aku
sudah memasak nasi tadi malam dan memotong daging sapi yang eomma beli tadi sore, aku sudah
menyetrika bajuku dan aku sudah menghapal dialogku. Aku ingin tidur eomma-ya~~~” jelasnya kesal sekaligus
merajuk
Ibu Song hanya bisa menghela nafas berat dan
mengacak rambut putri-nya yang berantakan itu.
“Joongki oppa
mu sudah pulang.” bisiknya senang ditelinga putrinya itu
Shin Ra memicingkan matanya, “Joongki oppa? Nugu?” tanyanya datar
Pak!
Sebuah bantal hello kitty melayang tepat mengenai
dahi Shin Ra. Shin Ra dan ibunya menoleh ke sumber datangnya bantal tersebut.
“Ya! Ya! Ya!
Hanya 3 tahun aku pergi dan kau sudah melupaka oppa mu sendiri huh?” seru pemuda tampan yang berdiri diambang
pintu dengan kedua tangan menyilang dipantatnya
Shin Ra mendesis pelan sedangkan ibunya tertawa.
“Baiklah, ibu akan turun kebawah. Biarkan kucing dan
anjing ini bertengkar kembali.” Goda ibu Song yang membuat Joongki tersenyum
dan Shin Ra mengerucutkan bibirnya
“Orabeoni?
Nugushimnikka?” Shin Ra menatap Joongki dengan penasaran dan bertanya
dengan bahasa Joseon.
Pak!
“Yah appo!!”
pekik Shin Ra sambil mengusap dahinya yang menjadi korban slentikan jari oppa nya itu
“Jejejeje, kau mimpi apa sampai menggunakan bahasa
alien itu huh!” ejek Joongki sembari duduk didepan adiknya itu
Shin Ra hanya berdecak kesal dan akan tidur lagi
ketika Joongki menarik dan mendudukkanya kembali. Jemari lembut Joongki
mengatur anak rambut Shin Ra dengan cekatan, sedetik kemudian rambut
berantakannya itu menjadi rapih dan terikat ekor kuda.
Shin Ra membelalakkan matanya, “Yah! Oppa! Apa kau kuliah disana bekerja menjadi banci salon?”
tanyanya dengan nada tak percaya
Puk!
Kali ini hidungnya yang menjadi sasaran jari nakal
Joongki.
“Oppa~~~”
rengek Shin Ra kesal lalu memeluk oppa nya itu dalam diam
Joongki tersenyum dan memeluk kembali adik yang 3
tahun tak ditemuinya itu.
“Song Shin Ra!!
Meskipun didalam mimpi kau tidak dapat berbahagia!! TIDAK AKAN!!”
“AAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!” teriakku sambil
terduduk.
Aku terbangun dari mimpi indahku, mimpi indahku
bersama Joongki oppa yang dihancurkan
oleh suara sialan itu! Kurasakan keringatku mengucur deras dari dahi dan
sekujur tubuhku. Sial!!!
“Shit!”
umpatku kesal lalu berdiri dari kasurku dan berjalan keluar kamar karena aku
tidak bisa tidur lagi. Sial! Sial! Sial!
§
“Appa!!”
pekikku senang saat melihat pria setengah baya itu berdiri diambang pintu saat
aku sedang menata pakaianku kedalam koper.
Appa tersenyum dan berjalan kearahku, Appa mengelus rambutku lembut membuatku
berhenti dan memeluk pinggangnya erat. Kudengar ayah tertawa kecil membuatku
mendongakan kepalaku dan ikut tertawa bersamanya.
“Yah, uri
Shin Ra sudah besar ternyata…heish, padahal baru kemarin ayah menggendongmu dan
menyuapimu makan…” keluhnya yang membuatku meringis geli
“Ah…aku lapar. Appa
harus menyuapiku sekarang!” ujarku manja lalu berdiri dari dudukku dan
menggandeng appa ke ruang makan.
“Buka mulutmu Shin
Ra-ya~ AAAAA~” Appa memainkan sendok yang berisi nasi goreng itu seperti
pesawat sebelum masuk kedalam gua mulutku yang menganga lebar.
“Aem!” gumamku sambil mengunyah nasi goreng yang Appa suapi.
“Ah…jika pekerjaan ini tidak menghantui Appa, pasti Appa akan mengantarmu sampai kamar kost-mu.” Ujar Appa dengan nada menyesal saat kami
sudah didepan taxi yang akan
mengantarkanku ke stasiun
Aku menyengir dan memeluk tubuh Appa yang masih gagah dan merasakan pelukan Appa untuk terakhir kali dalam beberapa bulan kedepan. Kurasakan Appa menepuk punggunggku pelan.
“Kau harus belajar dengan benar saat ayah tak disana
okay! Jaga dirimu dan jangan dekat-dekat dengan pergaulan yang membahayakan
okay! Oiya, jangan terlalu banyak menonton film-film horror dan pembunuhan itu
yah.” nasehat Appa panjang lebar setelah
melepas pelukan kami.
Aku mengangguk mantap dan tersenyum lebar memastikan
pada Appa bahwa aku akan menuruti
semua ‘wejangan’-nya.
“Aku berangkat Appa!
Kalau ada waktu luang jangan lupa menjenguk anak kambingmu ini di Seoul.”
candaku dari dalam taxi yang membuat Appa
tertawa renyah
Masih dengan tawanya Appa mengangguk pelan, “Fighting!”
ujarnya sambil mengepalkan tangannya keudara—memberiku semangat.
“Fighting!”
balasku dengan kepalan tangan yang bersemangat.
I’m coming
Seoul!!!
§
“Kudengar siswi terpintar di Busan tahun ini akan
masuk dalam jurusanmu Joongki-yah.” Pemuda
tampan yang dipanggil Joongki itu menoleh pada sahabatnya—Kim Jonghyun yang
sedari tadi terus mengucapkan kata-kata itu hampir seratus kali.
“Lalu?” tanyanya tak tertarik
“Heish anak ini!” Jonghyun memukul lenganku pelan
lalu kami tertawa bersama
“Kudengar dia cantik, apa kau tak mau meliriknya?”
goda Jonghyun sambil menyenggol sikut Joongki
Joongki tertawa kecil dan menggeleng, “Heish, untuk
apa melirik siswi-siswi cengeng seperti mereka? Merepotkan saja!” ujarnya kesal
“Ye! Sampai kulihat kau berjalan bersamanya akan
kubunuh kau!” canda Jonghyun lalu berlalu meninggalkan Joongki yang sibuk
dengan setumpuk buku tebal itu.
“Oppa!!
Kajima!!”
Joongki menoleh kekanan dan kekirinya, pandangannya
memutari seluruh ruangan perpustakaan itu namun kosong, tak ada siapapun.
“Oppa!!
Kajima!!”
Suara gadis kecil itu terus mendengung ditelinga
Joongki, membuat matanya memanas. Suara gadis kecil yang sangat dikenalnya,
sangat dicintainya.
Buliran kristal bening itu meluncur indah dari kedua
mata Joongki.
“Shin Ra-ya….”
lirihnya penuh kerinduan
“Oppa
disini Shin Ra-ya……” Joongki memeluk
buku-buku dihadapannya itu erat
“Oppa
disini…..”
«flashback on»
Gadis kecil itu terus menangis sambil memeluk kakak
laki-lakinya yang mengusap rambutnya lembut.
“Shin Ra-ya…uljimayo…eomma dan appa akan sedih jika melihatmu terus menangis seperti ini…uljimayo Shin Ra-ya…” ujarnya mendiamkan
adiknya yang terus menangis tersedu
“Oppa wae?!
Kenapa harus eomma dan appa yang pergi meninggalkan kita?
Kenapa?” tanyanya serak
Joongki menggeleng pelan lalu berjongkok didepan
adiknya itu dan mengusap air mata yang terus mengalir. Bocah 10 tahun itu berusaha
menahan air mata yang dapat meluncur kapan saja karena tanggung jawabnya
sebagai seorang kakak.
“Karena Tuhan sayang sama kita jadi eomma dan appa harus pergi terlebih dahulu untuk membangun rumah yang bagus
untuk kita di Syurga nanti.” Jelasnya tenang sambil tersenyum
“Jika Shin Ra terus menangis maka eomma dan appa tidak dapat menyelesaikan rumah kita karena mereka sedih
melihat princess Shin Ra terus
menangis. Bagaimana?”
Perlahan gadis kecil itu menghentikan tangisnya dan
tersenyum walaupun terkesan terpaksa.
“Oppa
jangan tinggalkan Shin Ra sendiri okay?”
tanyanya masih terisak sambil mengacungkan jari kelingkingnya. Joongki
tersenyum dan menautnya kelingkingnya dengan kelingking adiknya itu lalu
mengacak rambut Shin Ra pelan.
“Let’s go home
and eat the delicious foods!” ujarnya
seceria mungkin membuat Shin Ra tertawa karena logat bahasa Inggris Joongki
yang aneh.
Joongki tersenyum pilu lalu mengusap air mata yang
terus mengalir dari pelupuk matanya sekali lagi sebelum menemui adiknya yang
sedang bermain boneka barbie sendirian diruang tamu rumah mereka yang megah.
“Oh Oppa? Oppa mau kemana?” tanya Shin Ra saat
melihat kakaknya yang berbeda 4 tahun itu duduk bersila disampingnya dengan
pakaian rapih
Joongki tersenyum tipis dan menggeleng pelan, “Oppa akan membeli beberapa makanan
untukmu. Kau jangan pergi kemana-mana okay?”
“Aku ikut!” Joongki menggeleng kembali
“Kau harus dirumah, aku tidak akan lama. Jaga
rumah!” Joongki mengecup dahi Shin Ra sebelum berdiri dan berjalan pergi
Tepat setelah Joongki menutup pintu rumah mereka
Shin Ra berlari mengejarnya namun pintu itu terkunci. Gadis kecil itu menggedor
pintunya berkali-kali sambil menangis
“Oppa!!
Kajima!!”
“Oppa!!
Kajima!!”
“Oppa!!
Kajima!!”
Joongki duduk bersimpuh didepan pintu itu, dia terus
mendengar teriakan adiknya yang menangis. Air matanya pun ikut mengalir.
Dadanya sakit mendengar adiknya menangis ketakutan, namun tak ada yang bisa dia
lakukan. Setengah jam lagi orang tua angkat Shin Ra akan datang dan Joongki
sendiri pun akan ikut pamannya untuk dirawat oleh orang tua angkatnya pula.
“Mianhaeyo
Song Shin Ra…Maafkan oppa….” Lirihnya
sebelum beranjak meninggalkan rumah yang akan disita minggu depan itu.
«flashback off»
A/N : Thank You yang udah baca ^^ Penginnya sih ditinggalin jejak tapi siders it's okay lah. ( masalahnya kadang saya juga jadi siders hehe)
Bye!
Komentar
Posting Komentar