Lebaran, Maaf-maafan, dan Pernikahan
Bukan hanya satu, dua salon yang mendendangkan
lagu-lagu dalam waktu hampir 24 jam tersebut. Hampir setiap sudut desa mengadakan
sumpah sehidup semati itu—pernikahan. Kira-kira kenapa sih mengadakan
pernikahan setelah lebaran? Bahkan tahun lalu sepupu dekatku menikah beberapa
hari setelah lebaran he-he-he.
Jadi, kenapa ya?
Berdasarkan beberapa kali pertanyaan yang aku
lontarkan pada ibuku atau saudara-saudaraku, lalu pengamatanku bahkan aku
bertanya pada angin yang berhembus menerpa hidung minimalisku, ada beberapa
jawaban yang cukup masuk akal, masuk akal sekali sih lebih tepatnya.
Nah, pertama itu, lebaran atau Hari Raya Idul Fitri
ini kan waktunya para perantau pulang ke kampung halaman ya (kalau yang enggak
pulang, ya sudah, yang penting kirim kado dan do’anya hahaha). Tentu saja momen
ini tepat sekali diaplikasikan untuk merayakan hal lain pula, kenapa tidak
sekalian menikah? Jadi, keluarga banyak yang pulang tanpa menambah ongkos di
sela-sela hari rantau mereka. Pernikahan jadi ramai kan? Selain itu, banyak
keluarga para tetangga juga pulang, lebih ramai lagi kan? Teman-teman sejawat
yang ada di perantauan juga pulang. Waduh, tambah ramai kan.
Selain ramai kerabat, kolega dan orang terkasih yang
hadir, tentu saja ramai dana yang mengalir dong. Ada THR, ada uang-uang
pecingan, dan juga gemah ripah loh jinawi hahaha. Ya, walaupun sembako dan
daging harganya naik kalau musim lebaran L makanya, siap-siap fulus yang banyak hahaha.
Momen maaf-maafan ini juga bisa digunakan untuk
meminta maaf dan saling memaafkan kepada sang mantan karena sudah mendapat
pasangan hidup. Hahaha. Misal saja nih, habis putus malah jadi musuh kan momen
ini cocok untuk saling memaafkan dan melapangkan hati yang telah tersakiti. Tapi
jangan gitu dong, walaupun sudah putus ikatan sepasang kekasih tapi harusnya
tetap menjaga silaturahmi. Ya, enggak? Kecuali si mantan itu memang pantas untuk
tidak mendapatkan maaf. Tapi, tapi, manusia kan harus saling memaafkan. Ya sudah,
yang penting ikhlas saja, semoga kesakitan di hati kalian menjadi penolong
kalian di perhitungan amal nanti. (jauh amat ya).
Ya, jadi seperti itu lah yang bisa aku tulis. Mungkin
ada yang mau menambahkan mengapa banyak pernikahan setelah lebaran? Jika tahun
kemarin mas sepupu ku menikah, tahun ini tidak ada yang menikah, mungkin Idul
Fitri tahun depan aku yang menikah? HAHAHAHAHAAHAHAHA.
BYEEEEEEEEEEEEE!
Komentar
Posting Komentar