![]() |
(Perwakilan Angkatan 16 Kimia UII dalam puisi berantai ORIGAMI, 15 April 2018) |
Huwaaa!!!
Akhirnya setelah sekian lama, aku bisa nulis lagi di blog yang enggak ada pembacanya ini hahaha.
Sebenarnya, waktu buat
nulis itu banyak sih, hanya saja aku pakai untuk main-main (re: nonton drama,
nonton youtube, stalking di ig dan twitter,) serta tidur. Hahaha, kalau
dibilang organisasi menyita waktuku, iya juga sih. Ya dikit-dikit (yang lama-lama jadi bukit) gitu deh.
Selain itu, aku juga bingung mau nulis apa...curhatan?
Banyak sih kalau masalah curhatan.
Aku juga sepertinya akan menulis tentang almarhum bapak, tapi enggak tahu nanti.
Kalau sekarang, aku mau nulis tentang pengalamanpertamaku nih.
Iya, benar-benar pertama!
Sebenarnya enggak penting-penting banget sih, tetapi karena ini pengalaman pertama di usiaku yang akan menginjak angka dua jadi aku ingin menuliskannya di blog gaje ini hehe.
Langsung saja deh!
“Ken, ayo ikut puisi berantai!”
Seingatku, itu adalah kalimat yang diucapkan Annisa , saat kuliah belum dimulai. Aku lupa sih tepatnya kapan.
Aku lirik saja dan kutertawakan.
Ya kali, seorang Niken ikut puisi berantai?
Mana ada!
Puisi berantai ini merupakan salah satu lomba yang diadakan oleh ORIGAMI, acaranya saat malam puncak yaitu bada’ isya’ 15 April 2018. Sebuah acara dari HMK (Himpunan Mahasiswa Kimia) FMIPA UII. Bukan hal yang baru kalau puisi berantai menjadi salah satu lomba dalam acara ini. Tahun lalu juga begitu.
Aku menolak dong ya. Mana ada seorang Niken membaca puisi—diluar tugas sekolah atau kampus—?
Spesifiknya aku lupa kenapa aku bisa ikut mereka untuk ikut lomba puisi berantai ini. Kalau aku ingat-ingat ya, saat itu kami selesai kuliah dan aku bersama Anggun pergi ke laboratorium teknik lingkungan di FTSP untuk menanyakan analisis TSS, BOD dan minyak total. Nah, kami melewati taman bunga yang ada didepan FMIPA. Melihat Sujatmiko, Aulia dan Annisa yang sedang duduk santai disana, aku dan Anggun menghampiri mereka.
“Lagi ngapain?”
Ternyata, mereka sedang berdiskusi tentang lomba puisi berantai itu. Bla bla bla bla bla, eh aku setuju saja ikut dengan mereka.
Waktu itu kami berbincang cukup lama hingga tetesan air dari langit membuat kami berlari memasuki gedung FMIPA. Kami berpindah ke meja kotak yang ada di lantai dua. Disitu kami membicarakan tentang pembukaan sebelum puisi dimulai. Iya, bukannya mendapatkan puisi apa yang akan kami bacakan tetapi kami malah berbincang tentang intro nya terlebih dahulu. Bahkan, kami mempraktikkannya.
Waktu berjalan begitu cepat, pukul 17.20 kami keluar dari FMIPA. Berhubung senja sudah hampir terlewat maka kami memutuskan untuk pulang ke kediaman masing-masing. Aku ingat, aku mengantarkan Annisa ke kosan dia. Eng ing eng, ban belakang motorku bocor tepat di depan kos Annisa. Ha-ha-ha!
Itu adalah ketiga kalinya ban motorku bocor di tahun 2018 ini.
Aku titipkan motorku di kos Annisa dan aku pulang ke kosku sendiri. Di berbagai grup aku menanyakan tukang tambal ban panggilan karena kontak tukang tambal ban yang aku punya ternyata sedang pergi dan tidak bekerja. Akhirnya aku dapatkan juga, kata bapaknya, akan datang habis maghrib. Ya, motorku sudah benar. Aku ganti ban dalam.
Keesokan harinya, kami berkumpul lagi di tempat yang sama setelah praktikum usai. Tidak hanya kami berempat, ada Anggun dan Helmi juga. Most of the time, waktunya terbuang sia-sia. Kami kumpul jam tiga dan baru dapat beberapa kalimat setelah lewat jam lima sore. Sisanya? Mengobrol bebas.
Berlanjut lagi beberapa kali pertemuan dan akhirnya puisi kami jadi juga. Kami bisa latihan itu tiga jam sebelum acara dimulai, berhubung Miko pergi ke Wonosobo dan baru pulang saat itu. Kami berlatih di belakang ruang sekretaris bersama di dekat kantor Himmah atas. Waktu itu Annisa juga sedang sibuk dengan kepanitiaannya. Dia staff acara ORIGAMI dan di situ sedang ada lomba basket. Kami latihan dengan beberapa interupsi dari pekerjaan Annisa sebagai panitia itu.
Untung saja, kami masih bisa berlatih. He-he-he.
Akhirnya, waktu yang tidak ditunggu-tunggu pun tiba.
Kami semua benar-benar gugup malam itu.
Acara cukup ngaret, karena harusnya dimulai pukul 17.20 WIB tetapi baru mulai sebelum adzan isya’. Ya enggak papa sih, kan sudah biasanya seperti itu juga. Kami juga masih bisa berlatih sedikit-sedikit dan berdoa bersama, he-he-he.
Setelah dipanggil, kami memasuki ruangan satu persatu.
Sesuai dengan apa yang sudah didiskusikan, kami mulai dengan percakapan basa-basi. Aku merasa, kami seperti pembawa acara (enggak jelas wkwk) malam itu. Ya memang script nya seperti itu, sih.
Gila!
Penontonnya memang tidak penuh sesak dan seramai yang seharusnya. But, I was so nervous that time! Iya, beneran deh! Tanganku gemetar sekali! Penontonnya bukan hanya dari angkatanku, angkatan 2016. Penontonnya dari angkatan 2014, 2015, 2016, dan 2017.
Oh iya, konsep kami itu empat macam mahasiswa kimia. Sesuai dengan tema yang diberikan, yaitu Daily life in chemistry.
Aku (Niken) sebagai mahasiswa yang suka marah-marah. (pakai baju merah)
Annisa sebagai mahasiswa yang suka galau. (pakai baju abu-abu)
Miko sebagai mahasiswa yang alim dan baik. (pakai baju hitam)
Aulia sebagai mahasiswa yang absurd. (pakai baju warna-warni)
Komentar
Posting Komentar