Untaian Melodi dari Bulan
Yoo Yeon Seok | Moon Chae Won
Drrt
Drrt Drrt
Ponselku
terus berdering, dengan terpaksa aku mengambilnya dari saku jas berwarna
abu-abu yang sedang kukenakan ini. Melihat ID caller yang tertera diponselku
membuat bibir seksiku tersenyum lebar.
MELODY CALLING...
Tanpa
babibu lagi aku langsung mengangkatnya, ia telfonnya.
“Hai!”
suara khas yang agak cempreng-cempreng itu menyambutku senang
“Hai?!
Kau orang mana hah menyapa dengan ‘HAI’?” semprotku kesal yang membuat dia
tertawa renyah
“Oke
oke aku orang Korea. Aku lupa kalau yang kutelfon ini adalah pria jaman Joseon.
Jadi yoboseyo oraboni?” jawabnya
dengan nada kekanakan dan mengejek. Aku merindukan suara ini. Sangat
merindukannya.
“Yoboseyo uriWonddul~ bogoshipo~~~”
jawabku dengan nada tak kalah manja
“Heish,
Wonddul?! Aku benci sekali dengan
panggilan itu.” Katanya kesal membuatku tersenyum semakin lebar. Iya, aku
menggodanya.
“Bagaimana
kabarmu Chae Won-ah?” aku melihat sekeliling lalu berjalan keluar gedung yang
cukup ramai ini. Balkon memang tempat yang paling menyenangkan untuk
bercakap-cakap sendiri.
Kudengar
dia tertawa kecil, “Baik. Sangat baik. Kau juga sangat baik kan oppa?”
“Hmm.”
Jawabku berdeham lalu keheningan menyelimuti percakapan kami
“Oppa...kau
masih ingat permintaanku saat aku ulang tahun ke-20?” tanyanya tiba-tiba. Aku
terdiam. Mana mungkin aku lupa. Permintaan itulah yang selalu membangunkanku
dari mimpi untuk menikahimu gadis bodoh.
“Hm.”
Jawabku lagi, aku memang jarang berbicara jika ditelepon, karena aku terlalu
merindukannya. Aku hanya ingin mendengar suaranya. Iya, aku tahu. Aku bisa
mendengar desah nafasnya dari sambungan telepon ini.
“Saengil chukkea hamnida! Saengil chukkae hamnida!
Saranghaneun uri Wonddul! Saengil chukkae hamnida!” pemuda bertubuh jangkung
itu bernyanyi dengan merdu dan cukup
keras untuk membangunkan gadis yang sedang tertidur berantakan dikamar
tidurnya.
Chae Won mengerjapkan matanya tak percaya, lalu dia
berjingkrak-jingkrak dikasurnya gembira seirama dengan nyanyian pemuda tampan
yang sedang membawa kue ulang tahun dengan lilin berangka 20 tersebut.
“Whoa! Aku tak percaya kalau oppa akan membuat
kejutan! Kukira kau lupa ulang tahunku!” ujarnya senang setelah meniup kue
berbentuk hati tersebut
Pemuda itu tersenyum bangga sambil menaik-turunkan
alis lebatnya, “Mana mungkin aku lupa dengan kelahiran gadis gila yang selalu
menemaniku ini huh.” Ujarnya sambil mengacak rambut gadis yang memang sudah
berantakan itu
“Selca?!” tawar Chae Won mengambil kamera dilaci
mejanya
“Say cheese!”
Chu~~~ JEPRET
Pemuda itu mencium pipi Chae Won dalam, membuat hati
keduanya berdegup cukup kencang. Chae Won menahan nafasnya, dia tak percaya
sepupunya akan menciumnya diumur ke-20. Ya ya, memang bukan bibir. Tapi pipi
Chae Won juga masih perawan kecuali kedua orang tua dan adik lelakinya tak ada
yang mencium pipi mulus itu.
Chae Won tersenyum lebar lalu memotong kue tersebut,
dia menyuapi pria tampan itu lalu mereka menghabiskan malam dengan bercerita
dan bergurau.
“Oppa, aku ada permintaan lagi.” Ujarnya sambil
melirik sepupunya yang masih menatap langit. Mereka memang berada dihalaman
rumah sepupunya itu.
“Mwo?”
“Jika aku menikah, aku ingin oppa yang mengantarku
ke altar pernikahan dimana pangeranku menunggu dengan pendeta.” Ujarnya senang
sambil menatap langit malam yang dipenuhi bintang.
“Kenapa aku?” tanyanya agak kesal
“Karena selain appa dan Joo Won kau lah lelaki
spesial dalam hidupku...tentu saja setelah pangeranku sih.” Chae Won terkikik
sendiri, gadis itu tak melihat ekspresi datar pemuda yang berbaring
disampingnya.
“Hm.”
“Yeon
Seok-ah sedang apa disini?” suara Woobin membuyarkan lamunanku, sambungan
telepon dengan Chae Won sudah terputus tanpa aku sadari.
“Eoh,
mencari angin malam.” Jawabku kikuk
“Ayo
masuk! Aku akan mengenalkanmu dengan wanita-wanita super cantik disini.” Goda
pria berwajah dinosaurus itu yang membuat aku mengerling senang.
Aku
juga seorang pria...rupanya...
***
Namaku
Yoo Yeon Seok.
Seorang
musisi dan juga aktor tampan yang sedang naik daun.
Umurku
baru 31 tahun. Iya sih sudah cukup tua dengan status kejombloanku.
Kalian
bisa tebak sendiri mengapa aku masih menyandang status mengenaskan ini di
biografi yang bisa kalian cari di google.
Iya,
aku mencintai gadis yang kupanggil Melodi atau Wonddul itu. Gadis yang baru
saja menelfonku dari Calfornia sana.
Sebenarnya
dia juga diundang di pesta pernikahan salah satu kawan selebritisku, namanya
Hyun Bin. Aktor yang sangat tampan. Tapi kurasa aku lebih tampan dari dia
hahaha aku bercanda.
Nama
sebenarnya Moon Chae Won. Usianya hanya terpaut 3 tahun denganku. Aku 1983 dan
dia 1986. Bagaimana aku sangat dekat dengannya? Tentu saja aku sangat dekat
dengannya. Dia adalah anak dari bibiku, adik kandung dari ayahku.
Karena
kami tidak terpaut jauh dan dia adalah anak pertama, dia sangat dekat denganku
seperti kakak kandungnya sendiri. Ya, itulah yang aku simpulkan. Aku hanya
seorang sepupu yang seolah-olah kakak kandung.
Darah
seni dari kakek kami memang terus mengalir. Keluargaku pandai bermain musik. Keluarga
Chae Won pandai dalam seni rupa. Gadis itu pandai melukis.
Mengapa
aku memanggilnya melodi?
Karena
saat melihat lukisannya aku merasakan nyanyian merdu yang sangat indah. Itulah
mengapa banyak judul lagu yang kukarang sama dengan judul lukisannya.
Kami
juga merambah didunia yang sama. Akting.
Aku
pernah bermain bersama dengan Chae Won dalam sebuah judul film, Mood of The
Day.
Terima
kasih sangat-sangat untuk PD-nim
karena kami sangat menikmati perjalanan shooting
kami. Akhirnya aku mempunyai waktu berdua dengannya. Ya karena kami
sama-sama sibuk sebagai penghuni dunia hiburan Korea Selatan ini.
Aku
juga punya fans yang menjodohkanku dengan Chae Won walaupun sudah jelas bahwa
hubungan kami adalah saudara sepupu. Terkadang para wartawanpun mengabarkan bahwa
aku dan Chae Won berkencan. Padahal tidak sama sekali...walau dalam hati aku
juga menginginkannya. Iya, kencan...menikah...dengan gadis bermata bulat itu.
Huft,
tapi kenyataan menamparku hingga aku sadar bahwa kami bersaudara.
Aku
tahu maksud dari telfon Chae Won tadi. Dia sudah menemukannya.
Apa?
Pangeran
impiannya.
Huft.
***
Raut
wajah gadis berpipi chubby itu berubah murung. Ponselnya ia masukkan kembali ke
dalam tas berwarna abu-abu pemberian ‘oppa’-nya itu.
“What’s wrong?”
tanya pria tampan yang baru saja kembali dari toilet dan melihat ekspresi wajah
kekasihnya berubah murung.
Chae
Won tersenyum kecut, “Jadi kapan kita akan mengabarkan ke media?” tanya gadis
cantik itu sambil mengusap pipi sang kekasih.
“Besok.
Agensiku akan mengadakan press conference jadi pulang ini kita akan ke
agensimu. Oke?” tanya pemuda tampan itu dengan senyum bahagia membuat Chae Won
mengangguk senang.
“I love you so much.” Bisiknya dalam
rengkuhan pria tampan itu.
“So do I.” Jawabnya tulus.
Sebenarnya
gadis itu ingin mengabarkan bahwa dirinya sudah di Seoul. Rasa rindu yang
membuncah untuk bertemu oppa
kesayangannya harus ia pendam lebih dulu karena kekecewaan yang ia dapatkan
dari Yeon Seok. Dia tahu bahwa pria yang lebih tua 3 tahun darinya itu sangat
mencintainya lebih dari seorang kakak lelaki terhadap adik perempuannya. Dia
tahu betul. Namun keegoisan membuat gadis itu tak perduli bagaimana perasaan
Yeon Seok jika pria itu tahu bahwa ia mencintai pria lain. Pria yang akan ia
nikahi dalam beberapa waktu ini. Pria yang sebenarnya Yeon Seok tahu betul
bahwa gadis itu menaruh hati padanya saat bermain dalam drama yang sama. Pria
yang menurut fans adalah pria tercocok untuknya. Mereka bahkan memiliki fanclub tersendiri, namanya Chaeki shipper. Moon Chae Won dan Song Joongki.
***
“Hyung! Hyung! Mengapa kau tak
memberitahuku bahwa Chae Won-ssi akan
menikah dengan Joongki-ssi?!” pekik
seorang kru pada Yeon Seok yang sedang membaca skrip naskah drama terbarunya.
Mata
bulatnya membelalak tak percaya. Apa ia takutkan terjadi juga.
Pria
itu merebut handphone sang pemuda dan membaca headline berita yang sedang panas
tersebut. MOON CHAE WON AND SONG
JOONGKI’S WEDDING ANNOUNCEMENT.
Bibirnya
tertarik tipis. Matanya memerah seketika. Gadis itu benar-benar menemukan
pangerannya.
“Yeon
Seok hyung gwencana?” melihat aktor
tampan itu mematung membuat para kru mengelilinginya.
Yeon
Seok mengangguk lemah dan berjalan pergi entah kemana.
***
Deburan
ombak pantai menemani kesendirian pria jangkung yang sedang menutup matanya
itu.
Menikmati
bau angin laut yang menenangkan pikiran dan kecamuk hatinya.
“Oppa, mianhae.” Suara lembut itu seakan
berbisik ditelinganya.
Yeon
Seok tersenyum tipis. Dia mulai gila dengan mendengar suara gadis yang ia
cintai itu.
“Aku
tahu kau mencintaiku...”
“Aku...”
“Aku
juga pernah mencintaimu...”
“Tapi
itu dulu...sebelum aku mengenal cinta yang aku rasakan sekarang...”
“Mianhae...jeongmal mianhae...”
“Aku
egois.”
“Sangat
egois dan kekanakan.”
“Maafkan
aku karena tak pernah ingin mengerti perasaanmu.”
Sekarang
air matanya mulai mengalir, Yeon Seok masih memejamkan matanya. Dia tak tahu
bahwa Chae Won benar-benar disampingnya dan sedang memeluknya. Dia tak tahu
bahwa halusinasinya itu adalah kenyataan yang pahit.
“Maafkan
aku karena aku masih memintamu untuk mengantarku dipelaminan.” Suara serak itu
kembali berbicara.
“Mianhae...” kini jemari lentik itu
mengusap pipi yang dialiri air mata kesedihan, kekecewaan, kepedihan.
Chae
Won memutuskan untuk meninggalkan Yeon Seok sendiri lagi. Dia tahu oppa-nya ‘kabur’ dari lokasi shooting untuk menenangkan diri dari
seorang kru yang menelfonnya. Pantai inilah satu-satunya tempat tersepi dimana
dia dan Yeon Seok selalu menghabiskan waktu bersama untuk berbagi cerita. Tak
ada paparazzi atau fans yang mengenali
mereka.
Yeon Seok membuka matanya perlahan. Deburan ombak
yang menyambutnya dengan semilir angin yang memeluknya.
Ia masih tak sadar bahwa Chae Won berjalan pulang
dibelakangnya.
Ia masih saja percaya bahwa itu hanya halusinasi
semata. Namun, hatinya merasa lega. Setelah shooting drama ini yang bertepatan
dengan hari pernikahan gadis itu maka ia akan datang. Ia akan berusaha datang.
Ia akan mencoba.
***
Huft
Sekali lagi aku
memastikan busanaku dari pantulan cermin yang memperlihatkan lelaki jangkung dengan
kumis tipis dan mirip Sehun EXO. Ya siapa lagi kalo bukan diriku, Yoo Yeon
Seok.
Hari ini adalah hari H
nya.
Semua berita sudah
mengabarkannya. Beberapa bahkan ada yang menunggu didepan rumahku. Siapa yang
tak tahu kalau Mr. Yoo adalah sepupu Miss. Moon?
Ya Miss. Moon yang akan menjadi Mrs.
Song.
Tak ada yang menyangkal
dengan berita pernikahan Chae Won dan Joongki yang mereka realisasikan bulan
lalu. Hanya terkejut dan beberapa mengira itu adalah shotgun wedding. Tapi sisanya? Mereka sangat setuju dengan
pernikahan dua makhluk Tuhan yang serasi itu.
Beberapa fans yang
menginginkan Chae Won dengan lelaki lain masih sedikit kecewa meskipun mereka
juga mengucapkan kata-kata selamat, termasuk fansku. Iya, fans dari YooMoon shipper. Yoo Yeon Seok dan Moon Chae Won
shipper. Tapi mereka berujung
mengatakan bahwa aku dan Chae Won adalah saudara yang tak mungkin menikah
meskipun mereka melihat betapa besarnya cintaku saat menatap Chae Won
tertangkap kamera.
Hahaha, mengapa aku
tahu? karena aku bergabung dengan fans club itu. ID ku YMjjangie8386.
Baiklah, aku...aku
memenuhi permintaan Chae Won tanpa perlu ia tahu.
Ini kejutan. Untuk
pernikahannya. Untuk kebahagiaannya.
***
Kini aku berdiri dengan
gagahnya diujung red carpet yang kan
mengantarkan putri cantikku kehadapan pangeran dan bersumpah atas nama Tuhan.
Sorotan kamera yang tak
henti-henti itu membuatku terus tersenyum tipis kearah mereka, para kamrramen
dan journalist pemburu berita.
Headline
sudah ada dimana-mana, tentang aku, Chae Won dan Joongki.
Beberapa fans Chae Won
dan Joongki datang. Aku juga melihat fansku, membawa banner dengan tulisan 'berbahagialah Yoon Seok oppa, Chae Won eonni masih saudaramu kan' atau 'fighting
yoeon seok oppa' dan berbagai macam lainnya
Denting piano mulai mengalun
indah.
Ah, seharusnya aku yang
menekan tuts-tuts itu. Tapi,
permintaan sang putri yang membuatku rela menjadi guardian baginya—lagi—atau mungkin ini untuk terakhir kali.
Tuk tuk tuk
Aku menoleh dan mendapati
‘Chaerella’ bersama paman Moon berjalan kearahku, andai saja aku yang ada di
altar. Tapi, binaran mata Chae Won membuatku tersadar. Dia bahagia melihatku
memenuhi permintaannya.
"Oppa!" pekiknya girang
Aku tersenyum menggoda,
paman Moon tertawa kecil.
"Kuserahkan Chae
Won kepadamu Yeon Seok-ah."
ujarnya lembut, aku tersenyum dan mengangguk pasti. Lalu kugenggam jemari lentik
yang diselimui sarung tangan putih itu.
"Gomawo..." ucapnya senang, aku
mengangguk.
Kami berjalan
beriringan dengan aku yang terus saja menatapnya, dimana dia menatap lurus
kedepan. Tersenyum pada calon suaminya.
"Jika cintaku
sebagai pria harus padam sekarang. Maka aku akan terus mencintaimu sebagai
kakak yang setia, Chae Won-ah."
bisikku lembut.
Air mata yang terus
kutahan akhirnya mengalir jua.
Red
carpet yang hanya beberapa meter itu telah habis.
Dan disinilah terakhir
kali aku memeluknya sebagai seorang pria.
"I love you and I always do." ucapku
dalam pelukan kami
"I love you too oraboni, and will always do."
jawabnya lirih.
Kami melepaskan pelukan
itu dan aku membimbingnya kesamping Joongki. Pria tampan yang terlihat sangat
gagah dengan balutan tuxedo
pernikahnnya.
"Aku titipkan
putri kesayangan keluarga Moon dan Yoo kepadamu Song Joongki-ah." ujarku sambil tersenyum.
Kubiarkan air mata ini menetes ah mengalir semakin deras.
Aku juga punya
perasaan. Ini bukanlah drama semata.
"Terima kasih hyung." jawab Joongki dengan
senyuman ketulusan.
Perlahan aku mundur
sambil menyaksikan punggung mereka dan mendengar janji suci yang tak pernah
kunanti menggema di gereja sakral ini/
Aku melepaskannya.
Gadis yang aku cintai.
Moon Chae Won.
Aku tahu dia akan
bahagia bersama Song Joongki.
Karena itu aku melepaskannya.
Komentar
Posting Komentar