Hi guys.
Ramadhan Mubarak yeorobun! ^^
Aku comeback dengan oneshot hehehe. Enjoy reading yah.
Semua cast milik Tuhan YME dan cerita ini murni kegilaan aku aja :))))
Translate lagu milik mbah google, lupa sourcenya dari mana masalahnya udah ada dilaptika hahaha
Lagunya milik mbak Jieun seorang ^^ Yang belum pernah denger dan lagi galau akut coba deh dengerin lagunya IU The Story Only I didn't know, mayan lah buat nambah sedih :v
Happy Reading!
The Story Only I didn’t know
Moon Chae
Won | Lee Seunggi | Song Joongki
“Katanya
cinta membuat harimu berubah lebih berwarna.”
“Memang sih
‘waktu itu’ ya aku lebih banyak tersenyum.”
“Merasa
bahagia.”
“Merasa
disayang.”
“Dimanja.”
“Tapi…”
“Mengapa?”
“Mengapa
Joongki-ssi?”
“Mengapa
ternyata itu hanya semu belaka?”
“Dia yang
datang hari itu menyapaku…mengenalku…membawa hatiku…”
Tangis
gadis bermata bulat itu pecah lagi, pria yang berada dihadapannya itu hanya
bisa memandang sedih. Bukannya tak peka, ini sudah kesekian kalinya dia
menangisi kekasih yang telah mengkhianati.
Padahal dia
sendiri tak mengenal siapa gadis itu. Mereka baru saja mengetahui nama
masing-masing lalu si gadis langsung menangis membuat semua orang di kafe
muda-mudi tersebut memandang mereka heran.
“Huft.”
Desah pria bernama Joongki itu lagi lalu memberikan sekotak tissue dari meja
sebelah.
You really
did forget everything
Seeing how
happily you’re greeting me
Only then
did I vaguely begin to feel the pain
The wound
that had yet to appear on my skin
“Sudah
berapa lama aku duduk disini?” gumamku lirih lalu melirik jam tangan yang
melingkar di pergelangan tangan kiriku. 15.30
“Huft. Lama
sekali sih eonni!” geramku kesal.
Sudah dua
jam aku menunggu kakak perempuanku keluar dari Universitas Dongguk tempatnya
kuliah kini. Aku sengaja menunggu diluar universitas megah itu karena aku malas
bertemu para mahasiswa dan mahasiswi yang terlihat sangat pintar-pintar itu.
Membuatku iri. Ya, termasuk eonni ku
itu.
Aku kembali
mengambil ponselku dan menelfon-nya.
“Yoboseyo eonni? Eodiga?!” pekikku kesal
“Daritadi 5
menit lagi?! Aku sudah menunggumu sampai beruban ini! Pokoknya eonni harus keluar dalam 10 menit atau
aku tidak akan membantumu lagi. Titik!” ancamku berapi-api, kudengar eonni
tertawa kecil lalu berjanji akan datang secepatnya.
Aku
membenarkan topiku lagi dan lagi supaya teriknya sang mentari tak sampai
membakar kulit putihku hahaha
“Hi!”
tiba-tiba seseorang berdiri didepanku
Aku
mendongak dan melihat seorang pemuda berambut hitam lebat sedang tersenyum
lebar dan melambai pada…ku?
Aku
menatapnya bingung lalu menoleh kesegala arah dan menatapnya lagi.
“Kau
menyapaku?” tanyaku tak percaya.
Dia tertawa
kecil lalu langsung duduk disampingku, dia mengulurkan tangannya.
“Mwoya?” tanyaku heran
“Apa kau
tak tahu ini namanya mengajak berkenalan, huh?” ujarnya sarkatis
“Siapa yang
mau berkenalan denganmu.” Jawabku ketus lalu kembali melihat ke arah gerbang. Eonni! Eodiya!!!!!!!!
Kudengar
dia membuang nafas lalu tertawa lagi. Apa dia hobi tertawa? Cih.
Aku
berdecak kesal karena pemuda ini tak juga pergi malah mengobrol ngalor-ngidul.
“Yah! Apa kau mahasiswa disini? Apa eonni menyuruhmu mengambil sesuatu dari
seorang gadis yang sedang duduk dibawah pohon didekat gerbang huh?” aku sudah
muak dengan celoteh pemuda itu dan langsung bicara to the point. Cuaca hari ini sungguh panas!
“Wah! Wah!
Wah! Apa aku membangunkan singa betina yang sedang lapar huh?”
Aku memutar
bola mataku kesal, “Bisakah kau berhenti berbasa-basi huh?” kali ini aku
memajukan wajahku padanya. Kulihat dia mundur sedikit. Berani macam-macam
dengan Moon Chae Won hah!
“Aku Lee
Seunggi. Senang bertemu denganmu Moon Chae Won. Adik dari Moon Hye Ra. Aku
ambil ini huh? Anyeong!”
Aku tak
percaya dengan apa yang dia katakana dalam waktu kurang dari 10 detik. Woah! Daebak!
Sambil
bicara dia mengambil barang yang kutaruh disampingku lalu beranjak pergi dan
dia mencium keningku. HAH? MENCIUM KENINGKU?!
The tears
would not come
Since this
farewell didn’t seem significant
Since it
felt so inconsequential
Aku
berjalan tertatih, jiwaku rasanya menghilang begitu saja. Hanya raga ini yang
bisa menuntunku berjalan menapaki sang waktu yang tak pernah berhenti.
Semua
terasa abu-abu, air mataku tak bisa mengalir. Aku tak pernah menangis, bahkan
saat ayah terkapar hingga nyawanya melayang didepan mataku. Aku tak menangis.
Ayah selalu
mengajarkanku untuk tegar. Tak ada air mata yang boleh mengalir dari mata
indahku kecuali saat bersyukur kepada Tuhan. Tak ada.
“Ayah…sakit.”
Lirihku pedih
Masih terus
berputar kejadian demi kejadian yang menyadarkanku bahwa pemuda yang selama ini
menemani hari-hariku hanya seorang pria brengsek dengan pakaian bak malaikat.
Aku ingat
bagaimana eonni tercengang melihat wallpaper ponselku adalah selca kami berdua.
Dia selalu
mengatakan bahwa Seunggi pemuda bajingan. Tapi, cinta itu membutakanku.
Aku tak
melihat apapun.
Hanya ada
Lee Seunggi dan Lee Seunggi.
Tuhan
maafkan aku…
A pleasant goodbye ultimately there can be no such
thing
If I had known, I would have cried it all out then
At that time, that I was already a part of your ending
Was a story only I didn’t know
“Bagaimana
mungkin dia tersenyum manis dan mengatakan ‘kurasa kau sudah tahu bagaimana
busuknya aku. Baiklah, terima kasih telah bersamaku selama ini. Selamat tinggal
Moon Chae Won.’ Lalu dia pergi begitu saja. Dia melenggang begitu saja Song
Joongki-ssi! Itu sakit sekali!!!”
Chae Won kali ini berdiri dan mempraktikan apa yang dia ucapkan didepan Joongki
yang terlihat sedikit ketakutan.
“Chae Won-ssi, duduklah.” Joongki menyuruh gadis
itu duduk kembali
Wajah gadis
itu semakin merah seperti kedua bola matanya yang tak habis mengeluarkan air
mata itu.
“Sepertinya
kau benar-benar depresi.” gumam Joongki lirih, takut si gadis mendengarnya lalu
mengamuk dan mencakar wajah tampannya itu. Hih, membayangkannya saja ngilu.
“Padahal
aku belum sempat menamparnya!”
“Atau
melempar garpu, pisau atau bom atom diwajahnya!”
“Sial
sekali!” umpat Chae Won berapi-api.
So it wasn’t love
It was just a moment which you spent by my side
Now I’m vaguely beginning to understand
Why you could only apologize
“Lee
Seunggi!” pekikku terkejut saat melihat kekasihku sedang berciuman dibawah
pohon dimana pertama kali kami bertemu.
Mereka
berhenti berciuman lalu menoleh kearahku dengan ekspresi terkejut, tapi sedetik
kemudian Seunggi berubah kesal.
“Wah aku
ketahuan.” Ujarnya datar lalu kembali memandang gadis cantik disampingnya yang
menatapku mengejek.
“Hei! Kau
berani sekali merebut kekasih orang hah!” aku langsung mendekat kearaha gadis
itu lalu menjambak rambutnya.
“Yah! Moon
Chae Won! Lepaskan tanganmu!” suara Seunggi membuatku terkejut, aku menatapnya
jengkel.
“MWORAGO?!”
pekikku
Seunggi
menyeringai kesal, “Kurasa kau sudah tahu bagaimana busuknya aku. Baiklah,
terima kasih telah bersamaku selama ini. Selamat tinggal Moon Chae Won.”
Lalu dengan
kata-kata itu dia berjalan bersama gadis lain dan meninggalkanku.
I must have been too excited
The very moment you left me, I was expecting you again
How foolish was I?
“Kau tahu
Joongki-ssi?”
“Tidak.”
“Dia
berhenti beberapa langkah membuat sebuah harapan untukku, dia menoleh dan
membungkuk padaku dan berkata, ‘Mianhamnida
Moon Chae Won-ssi’ lalu kembali
pergi.”
“Hah?”
“Brengsek
sekali kan?! Memangnya perasaanku ini apa?!” Chae Won kembali berapi-api, air
mata sudah tak lagi mengalir namun emosinya masih menyulut.
Joongki
sendiri bingung mengapa dia masih stay selama beberapa jam untuk mendengar
curahan hati gadis yang tak dikenalnya ini. Mungkin karena jiwa psikolognya
yang membuat dia merasa harus membantu si gadis tapi ada sesuatu yang lain
darinya.
“Kisah
cintaku ini sungguh klise dan monoton kan Joongki-ssi huft. Kisah yang selalu ada disetiap penjuru dunia..dan hanya
aku yang tak mengetahuinya. Tak menyadarinya. Huft.” Kali ini hanya ada
kekecewaan dan kesedihan didalam nada bicaranya.
Joongki
tersenyum tipis, pasien tak sengaja-nya ini sudah tak emosi lagi. Dia sudah
meluapkan semua kekesalannya pada Joongki.
“Kuharap
aku tak bertemu tipe pria sepertinya lagi. 2 tahun bersamanya mungkin memang
waktu yang sebentar tapi sangat berkesan dengan semua kepura-puraannya itu.
Huft.”
“Pelayan
tolong satu cangkir teh hijau hangat yah.” Pesan Joongki pada pelayan yang
sedang lewat disamping meja mereka.
“Untuk
apa?” Tanya Chae Won heran.
“Untuk Moon
Chae Won yang sudah ikhlas melepaskan kekesalannya itu.” Kata Joongki tulus
membuat Chae Won tersenyum kecil.
“Terima
kasih Song Joongki-ssi.” Ujarnya
dengan nada yang tak kalah tulus
A pleasant goodbye ultimately there can be no such
thing
If I had known, I would have cried it all out then
At that time, that I was already a part of your ending
Was a story only I didn’t know
“Baiklah,
kurasa Tuhan memang telah memberiku sebuah pelajaran yang sangat baik. Oiya,
terima kasing sangat amat karena kau telah mendengarkan semua kekacauanku
meskipun kita sama sekali tak mengenal Song Joongki-ssi.” Chae Won tersenyum
lalu mengulurkan tangannya pada pemuda tampan itu
Joongki
menjabat tangan pucat Chae Won, “Ini sangat menyenangkan sekaligus menjadi
pelajaran juga karena telah bertemu denganmu Moon Chae Won-ssi.”
“Kuharap
kita bisa bertemu kembali.” Ujar Joongki penuh do’a. Dalam hatinya dia ingin
sekali kembali menata perasaan Moon Chae Won. Entah mengapa, dia sangat
tertarik dengan gadis itu.
Chae Won
tersenyum tipis lalu mengangguk.
“Jika Tuhan
mengijinkan.” Lirihnya yang masih dapat terdengar oleh Joongki.
“Geurigo Anyeong Joongki-ssi!” Chae
Won berbalik arah lalu berjalan pergi hingga dia tak terlihat lagi oleh
Joongki.
***
Aku mengisi
gelas bening itu dengan air mineral.
Moon Chae
Won gadis yang sangat menarik, aku sangat berharap kita dapat bertemu lagi.
Seperti katanya, jika Tuhan mengijikan hahaha.
“Hyung! Hyung! Joongki Hyung!” tiba-tiba aku mendengar
seseorang memanggil namaku
Aku menoleh
dan mendapati juniorku yang berada di universitas Dongguk itu berwajah pucat.
“Waeyo Minhyuk-ah?” tanyaku bingung, sekarang aku sudah dikantor.
“Dikampusku
ada seorang gadis yang bunuh diri dipohon dekat gerbang utama kemaren sore.”
“Hah?
Benarkah? Kasihan sekali.”
“Iya hyung. Namanya Moon Chae Won, dia
sepertinya depresi sekali saat mengetahui bahwa seniorku sudah mengkhianatinya.
Seniorku yang brengsek itu memang benar-benar biadab. Sssh, Lee Seunggi-ssi benar-benar biadab!”
“Ah,
perempuan memang seperti itu jika perasaannya tak dapat dia kendalikan. Mungkin
dia terlalu sakit.”
“Padahal
gadis itu sangat cantik. Dia adik dari senior yang aku sukai hyung. Adik dari
Moon Hye Ra.”
“Namanya
siapa tadi?”
“Moon Hye
Ra.”
“Bukan!
Nama gadis itu.”
“Oh, Moon
Chae Won.”
“Oh, Moon
Chae Won. Tak asing bagiku.”
“Hah?”
“MWORAGO?! MOON CHAE WON?!” pekikku
setengah sadar.
“Mengapa hyung? Apa kau mengenalnya?”
“Tapi…tapi…”
kata-kataku terputus saat aku teringat bahwa wajahnya pucat pasi.
Semua orang
menatap kami heran, bahkan pelayan pun menatapku serasa aku ini gila.
Jadi…maksud
dari ‘Jika Tuhan mengijinkan’ adalah…
“Hyung.”
“Oh?”
“Kau
mengenalnya?”
“Aku mencintainya
jika Tuhan mengijinkan.”
hiks..hikss
BalasHapussedihhh bgt thorrr
buat yg happy dong jangan sedihh sedihhhh...
Hehehe, maaciw udah komentar :3 yang happy lagi dalam proses yaw :3
Hapus