Tittle : The Killer
Author : Tinja Warriors (I changed my author name)
Cast : You'll find it by yourself
Disclaimer : Mau ucapin terima kasih dulu sama mbak chepe, mbak alfi, mbak nadiyah yang udah nyumbangin ide buat FF ini terutama mbak chepeyyy. Karakter artisnya hanya milik Tuhan YME dan mungkin OC nya juga hahaha. Okay, Happy Reading!!
A/N : Setelah setahun cerita ini lapuk diterjang badai ombak ulala ulilili seperti itu akhirnya cerita yang cukup gaje dan norak bin korea korea melanjut juga. ha ha ha ha
Kalau pengin tahu sebelumnya, stalk aja catatan aku :*** muach muach kasih kripik saran yah. Muach
Oiya, ini belum aku re-read setelah aku upload di facebook dan kata temen aku banyak typos-nya. Hehehe
Angin berhembus cukup kencang sore ini, aku menoleh ke jendela yang berada di samping kiriku. Seorang gadis sedang berlari kecil mencari tempat berteduh disamping lapangan, kusipitkan mataku dan hatiku teriris saat kusadari bahwa dia adalah gadis yang sama dengan gadis yang dikatakan Jonghyun tadi pagi.
Tanganku meraih payung dan jaket yang selalu kubawa, aku langsung berlari kearah gadis itu berdiri. Otakku mengatakan bahwa ini salah! Untuk apa aku menghampiri gadis baru itu? Tapi langkahku semakin cepat hingga sekarang aku berdiri tepat dihadapannya. Kulihat wajahnya yang pucat, dan bibirnya yang membiru serta bergetar karena kedinginan.
Matanya yang memerah dan berair menatapku dengan pedih, “Sunbae…?” belum habis dia berkata tubuhnya sudah limpung memeluk tubuh basahku.
***
Aku menghembuskan nafas lega saat kurasakan suhu badan gadis ini sudah kembali normal, entah mengapa aku tersenyum lega. Aku sendiri terkejut menyadarinya.
Kulihat dia menggeliat kecil, terlihat menggemaskan. Tiba-tiba dia membuka matanya dan tatapannya bertemu dengan mataku. Kami berdua sama-sama terkejut, tapi entah mengapa tak ada yang memisahkan pandangan ini sampai dia menoleh kearah kiri.
“Aku dimana?” tanyanya berusaha untuk duduk
Kubantu dia untuk bangun, “Ini rumahku.”
“Ne?!” dia menoleh dengan cepat
Aku menyeringai kecil, “Aku hanya membantumu sadar dari pingsan bodohmu itu. Aku tak ingin membawamu ke rumah sakit dan menimbulkan banyak pertanyaan aneh.” Aku berdiri dan berjalan ke dapur, bisa kurasakan tatapannya mengekoriku. Aku kembali duduk disofa setelah meletakkan segelas susu coklat hangat diatas meja. Dia menatapku bingung, aku hanya menunjuk susu coklat itu dengan daguku—mengisyaratkan dia untuk meminumnya.
“Sunbae?” aku mendengar dia memanggilku
“Hmm?”
“Gamsahamnida.” Aku meliriknya, apa aku tak salah dengar? Ternyata mudah sekali mengambil hati gadis seperti dia. Tipe kucing.
Aku mengangguk kecil, “Hm.”
Kudengar dia membuang nafas kasar, mungkin dia flu.
Srt srt. Aku melihatnya berdiri lalu melipat selimut yang menghangatkan tubuhnya, lalu mengambil tas ranselnya dan berdiri disampingku.
“Sunbaenim! Gamsahamnida!” dia membungkuk lalu bergegas pergi tanpa menunggu jawabanku.
Gadis macam apa dia? Pergi begitu saja?!
“Y..ya!” Mengapa aku merasakan kosong saat dia pergi?
Kulihat susu coklat itu sama sekali tak disentuhnya, asapnya masih mengepul meninggalkan wewangian yang membuat perutku lapar.
***
“Cukup sampai disini. Apa ada pertanyaan?”
“Tidak!”
“Baiklah, sampai jumpa pada jam berikutnya!”
“Nde!”
Aku melirik jam tangan yang melingkar manis ditangan kiriku. 03.50 PM
Hari pertama yang cukup melelahkan. Langit masih terus menyiramkan airnya yang bertambah deras. Aku menghembuskan nafas kesal, apa yang Appa katakan selalu benar. Seharusnya aku selalu bawa payung atau jas hujan. Sial sekali hari ini.
Kulihat kelas sudah sepi, mereka semua berhamburan bak serangga saja. Cepat sekali perginya.
“Tsk, aku harus melawan hujan. Lagi! Huhuhu! Appaaaa!” dumelku sembari melewati lapangan yang tergolong sangat luas ini.
Kenapa kelasku tidak terhubung dengan bangunan lain sih? Apa terlalu mahal untuk membangun jalan beratap? Heish!
Mungkin badanku yang kurang sehat atau hujannya yang terlalu bersemangat? Mengapa aku sangat pusing? Apakah ada tempat berteduh terdekat? Appa!!
Aku langsung berlari kearah bangunan entah bangunan apa.
Badanku menggigil hebat, aku sudah menangis. Seharusnya aku tidur cukup semalam, bukannya nonton. Hiks. Appa. Appoyo.
Tiba-tiba seseorang datang dan memberikan payung padaku, aku menatap sosok yang tergolong tinggi itu. Bukankah dia senior tampan yang cuek itu?
“Sunbae..?” Semuanya gelap secara mendadak.
Apa aku pingsan? Mengapa aku ada dirumah dia? Ah! Aku pingsan. Pingsan bodoh!
Aku memutuskan untuk segera pulang tanpa berlama-lama tinggal di rumah ini. Aku merasa janggal.
Aku melipat selimut dan mengambil tasku lalu berdiri disamping sunbae dan membungkuk sembari mengucapkan terima kasih lalu bergegas pergi.
Untung saja hujan sudah reda. Tuhan memberkati.
Sesampainya dirumah kos-ku, aku langsung menelfon Appa, tiba-tiba saja aku sangat merindukannya.
“Yoboseyo?” kudengar suara pria yang sudah tak muda lagi itu terdengar sangat bersemangat
“Appa!!!!” panggilku manja, aku sangat merindukan pria tua ini.
“Shin Ra-ya!!!” panggilnya manja juga. Ah, coba saja beliau ada didepanku, pasti kita sudah berpelukan layaknya teletubbies.
“Bogoshipo! Neomu Bogoshipo!!” pekik kami bersamaan lalu disambung tawa renyah. Rasanya badanku sehat kembali hanya dengan mendengar suaranya.
Kami menceritakan segala hal yang terjadi selama kami berpisah, dari membereskan ruangan sampai tadi aku pingsan. Awalnya Appa langsung khawatir dan mengomeliku, untung saja Appa kembali normal saat kujelaskan semuanya. Lalu percakapan kami berakhir dengan baterai ponselku yang habis seketika.
***
Ting ting
Ting ting
Ting Ting
Joongki tersenyum melihat pesan LINE yang terus bermunculan dari gadis cantik yang Jonghyun sia-siakan. Dia teringat bagaimana Jonghyun geram karena dikatakan kunyuk oleh gadis secantik dia.
Apa kau sibuk nanti malam? Aku ingin mengajakmu nonton film terbaru.
Siap boss. Aku jemput dimana?
Kita bertemu di lobby Lotte saja jam 7. Okay!
Kay!
“Sepertinya dia menyukaiku. Apakah aku juga menyukainya? Ini pertama kalinya aku membalas chat seorang wanita.” Gumam Joongki lalu dia tersenyum sendiri sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.
Setibanya di lotte aku langsung menemukan gadis cantik itu, dia mengenakan dress polkadot berwarna cream yang sangat cocok dengan kulit putihnya. Rambutnya yang terakhir kali kulihat lurus itu sekarang menjadi keriting gantung. Ah, kurang cocok untuknya. Tapi bando pita itu membuatnya semakin manis apalagi dia tersenyum lebar padaku sambil melambaikan tangannya seperti anak TK. Aku tersenyum kecil dan beralari kearahnya. Mengapa seperti drama? Hahaha
“Sudah lama menungguku?” tanyaku basa-basi
“Tidak. Aku baru saja sampai. Mau langsung nonton?” aku mengangguk kecil
Kami berjalan berdampingan, sesampainya didepan bioskop Chae Won membeli tiket sedangkan aku membeli popcorn dan coke. Lalu kami memasuki ruangan dimana tempat duduk kami agak dibelakang.
“Horror? Kau suka horror?” tanyaku heran
Dia menggeleng kecil lalu meringis, “Tapi ada Joongki-ssi disini jadi aku tak perlu takut.” Jawabannya membuatku tertawa terpingkal. Bagaimana mungkin dia sepolos ini? Dia benar-benar menyukaiku rupanya.
“Wae?!”
“Aniyo. Kau lucu!” aku mengusap rambutnya gemas.
Tuhan, apakah aku juga menyukainya?
***
Satu semester kujalani sudah, aku sangat mencintai kuliahku. Aku tak tahu mengapa tapi sunbae yang tampan itu selalu memperhatikanku saat kami bertemu. Aku hanya tersenyum padanya dan menyapa, tanda balas budi karena dia adalah pemuda yang baik, sedangkan temannya yang bernickname Bling Bling Jonghyun itu bahkan memintak ID LINE dan KAKAO-ku. Karena aku gadis yang baik maka kuberikan saja karena dia teman sunbaenim yang baik itu.
Hampir semua orang dikampus mengenalku entah bagaimana caranya, semua pasti menyapa bahkan memanggil namaku saat kami bertemu. Dosen-dosenpun saat kusapa mereka memanggil namaku. Aku sendiri heran. Padahal aku bukan gadis yang aktif, hanya masuk beberapa organisasi penting dan memegang jabatan sebagai ketua atau sekretaris saja. Aku juga bukan siswa yang tergolong sangat pandai dan menemukan hal-hal yang baru. Hanya saja aku sangat suka membuat film pendek dan beberapa kali memenangkannya.
Hihihi, apakah aku terlalu merendahkan diri atau terlalu sombong?
Yang pasti aku hanya gadis biasa, aku tak secantik gadis-gadis disini dengan dandanan mewah. Aku tak menyukai kefeminiman. Menggelikan.
“Hi, Shin Ra-ssi.” Tiba-tiba seorang gadis menyapaku dan duduk disamping mejaku.
Aku tersenyum, “Apa kau mau?” aku menawarkan sandwhich yang kubuat tadi pagi pada gadis manis ini.
Dia menggeleng kecil, “Aku membawa sendiri. Cake coklat. Apa kau mau?”
Aku tersenyum sapi lalu langsung melahap sandwhichku dan minum jus jerukku seteguk.
“Bolehkah?” tanyaku memastikan dengan senyum lebar
Dia mengangguk dan aku langsung mengambil sepotong tapi tiba-tiba sebuah ide terlintas di otak full filmku. Aku mengarahkan cake yang terlihat sangat lezat itu kemulut-nya.
“Pemilik harus memakannya lebih dulu.” Matanya membulat mendengar permintaanku.
“Aaaa~” ujarku seakan menyuapi gadis kecil
Dia tertawa kecil lalu membuka mulutnya, “Gadis manis.” Pujiku lalu mencubit pipinya yang tirus itu dengan gemas lalu dia menyuapiku balik yang kusambut dengan mulut bak terowongan.
Kami tertawa bersama sampai kue lezat itu habis tak tersisa.
“Oh, siapa namamu?” tanyaku mengingat aku tak mengenalnya.
“Kim So Eun. Adik dari Bling-Bling Jonghyun. Kita satu angkatan, tapi aku jurusan design grafis.” Jawabnya dengan senyum yang sangat manis. Jika aku pria maka akan kunikahkan ditempat gadis secantik dia.
“Uwwwh, Neomu yeppeuda. Kau cantik sekali, tsk ingin kunikahi sekarang juga jika aku seorang pria.” Ujarku kesal karena aku seorang gadis hahaha dan aku akan menikahi pria yang baik dan mencintaiku, bukan menikahi sesama gadis. Kulihat wajahnya yang putih bersih itu semerah tomat. Apakah baru kali ini dia dipuji oleh seorang—gadis?
“Apa sekarang kita berteman?” tanyanya diujung obrolan kami saat bel menandakan ini sudah jam terakhir untuk kuliah hari ini.
Aku tersenyum, “Semua orang disini adalah temanku dan kau adalah salah satu dari yang terbaik.” Jawabanku membuatnya tersenyum lebar. Cantik sekali.
“Oiya, apa ID LINE dan KAKAO-mu?” tanyanya sambil mengeluarkan ponselnya
“Kau tak meminta kakakmu?” tanyaku heran
“Dia pelit jika masalah gadis, apalagi secantik kau Shin Ra-yah. Padahal aku hanya ingin berteman dengan teman perempuannya juga.” Ujarnya kesal membuatku tertawa kecil. Begitukah Bling-Bling orangnya? Hahaha
“Dltlsfk itu ID LINE dan KAKAO-ku.”
“Tsk, susah sekali.”
“Itu namaku jika di romanizakikan.”
“Ah, benar apa kata orang bahwa kau ini memang kreatif.”
“Ish, bisa saja. Terima kasih loh.”
Mereka tak tahu bahwa seseorang tengah memperhatikan keduanya, bahkan dia tersenyum kecil melihat kelakuan kedua junior-nya itu. Dua minggu lalu dia akan menerima sarjana kedokterannya dimana salah satu dari kedua gadis itu adalah penerusnya yang sangat ramah. Berbeda sekali dengan dirinya yang tertutup. Dia bahkan tak mengerti mengapa dia sangat tertarik dengan gadis yang sedang bersama adik sahabatnya itu. Lee Shin Ra.
Siapa dirimu Lee Shin Ra? Teriak pikirannya.
wah akhirnya setelah sekian lama menunggu muncul juga
BalasHapuskali ini jangan lama lama ya thorr
ditunggu ne...
hahaha iya insya Allah yah :) terima kasih atas comment-nya ^^
Hapus